MOROTAI ][ Mahasiswa sebagai agent of social control, salah satunya terwujud dalam aksi demo yang berlangsung pada hari selasa, 11 juni 2024. Bukan main, aksi demo mahasiswa dari berbagai organisasi itu membara di tanah air. Tentunya, ibu kota kecamatan morotai jaya salah satunya desa sopi di dalamnya. Dengan pusatnya di depan gedung KANTOR DESA SOPI.
Demonstrasi ini sedikit spesial, aksi ini membawa membawa identitas real mahasiswa, beberapa turun ke jalan dengan bersikap kritis walaupun sedikit agresif. Aksi ini serentak di desa sopi. Sebelum-sebelumnya, mahasiswa berdemo atas tuntutan rakyat soal jaringan yang kurang stabil. Untuk itu, masyarakat desa sopi perlu jaringan yang berkualitas merah putih seperti jaringan yang ada di kecamatan lain, TPO (talud penahan ombak) yang sampai saat ini belum di realisasikan. Demonstrasi ini, mahasiswa memiliki kekhawatiran yang sama, dan duka yang sama serta memperjuangkan hak dan keadilan yang sama dengan masyarakat desa sopi.
Walaupun, kepolosan dan kemurnian niat itu di khawatirkan dengan tujuan kepentingan rakyat . Sebagaimana terjadi kemarin, ketika ditemukan kabel optik jaringan yang di potong oleh orang-orang yang sampai saat ini belum di temukan, talud penahan ombak yang sampai pada saat ini beberapa warga yang masih merasakan khawatir ketika banjir dan ombak besar naik. Ujar bibox.
Dengan hastag, SopiTidakBaikBaikSaja Di anggap merupakan bentuk kesal mahasiswa terhadap pemerintah. Yang menimpa desa sopi baru-baru ini, jaringan 4G yang dipotong kabel optiknya, rumah warga yang di hantam banjir dan ombak besar sehingga merusak pemukiman warga di desa sopi. Dan itu keluhan para warga, kasus-kasus itu silih berganti menduduki rating tertinggi di berbagai situs berita. Maka wajar-wajar saja, jika mahasiswa dibuat naik darah dan menuai reaksi positif dan negatif di media publik.
Alhasil, pemerintah desa merespon aksi mahasiswa ini dengan melakukan harring di gedung kantor desa Sopi.
Selain reaksi mahasiswa melalui demonstrasi ini cukup positif. Tapi, perlu di garis bawahi bahwa mahasiswa perlu siaga terhadap pihak-pihak berkepentingan agar tidak di tunggangi, dan mahasiswa perlu berpikir jernih dan bijak dengan tidak merusak fasilitas dan meminimalisir kontak fisik, atau bentrokan dengan aparat . Agar tidak jatuh korban, seperti demo di bandung kemarin yang mengakibatkan sekitar 105 mahasiswa perlu menjalani perawatan. Serta tidak lupa bahwa mahasiswa adalah agen intelektual, diskusi publik dan dialog perlu di upayakan terlebih dahulu. Baru jika tidak di respon, mari turun ke jalan. ( Wahyu )