MenitZone, Teluk Bintuni ][ Dinilai Pemerintah Darah mulai dari Bupati hingga para Kepala Dinas telah berlaku tidak adil, hari ini Sabtu 09 Desember 2023 sebagian warga Distrik Tembuni Kabupaten Bintuni ramai-ramai turun ke jalan utama menuju jembatan penyeberangan Tembuni melakukan aksi pemalangan hingga ancam memutuskan jalan dengan menyensor papan jembatan.
Tindakan masyarakat tersebut merupakan puncak kekecewaan dan batas kesabaran warga Tembuni terutama kampung Mogoi dan sekitarnya terhadap jajaran Pemda Kabupaten Bintuni, yang menurut mereka telah berlaku tidak adil, terlebih terkait pembagian dan penanganan proyek di wilayah kabupaten Bintuni.
“Kami masyarakat Teluk Bintuni tidak pernah mencari proyek di mana-mana. Kami tidak mencari proyek di Sorong, Manukwari tidak ada. Kami masyarakat Teluk Bintuni tetap bekerja dan mencari proyek di Teluk Bintuni, di tanah kami, di kampung halaman kami. Inilah tanah kami. Di sini kami lahir, kami hidup dan kami meninggal juga di tempat ini di tanah kami ini”, ujar Felix Yerkohok kesal.
Felix juga secara lantang menyatakan bahwa teriakan terhadap isu ini bukan mau memprovokasi tetapi aksi tersebut harus dilakukan agar Pemerintah Daerah, bupati, wakil bupati dan kepala-kepala dinas supaya bisa melihat agar berlaku adil karena kebijakan untuk semua masyarakat Teluk Bintuni bukan hanya untuk sebagian kelompok.
Lebih jauh Yerkohok menghimbau agar jajaran Pemda tolong menghargai mereka sebagai warga Teluk Bintuni yang mendiami Distrik Tembuni yang selama ini diam karena menghargai dan menghormati bupati, wakil bupati dan jajaran pemerintahan di Teluk Bintuni. Akan tetapi kesabaran ada batasnya dan mereka juga ingin menunjukkan bahwa masyarakat Tembuni pun bisa beraksi untuk menuntut keadilan atas haknya sebagai warga Teluk Bintuni.
Khusus kepada para kepala dinas diminta untuk tolong melihat dan memperhatikan warga masyarakat di kampung-kampung, di distrik-distrik sebab mereka tidak pernah mencari proyek di mana-mana. Karena mereka bukan perusahaan besar seperti PT sehingga bisa cari sampai Sorong dan Manukwari. Mereka hanya menunggu keadilan dari pemerintah, sekecil apapun asal mereka bisa dapat.
“Kami masyarakat Tembuni selama ini tidak pernah melakukan hal seperti ini terhadap Pemerintah Daerah, kami diam. Tapi hari ini kami lakukan untuk membuktikan bahwa kami masyarakat Tembuni juga bisa. Kami masyarakat Tembuni distrik yang bersejarah”, papar Felix tegas.
Sementara salah seorang pimpinan Ormas di wilayah Bintuni yang tidak ingin disebut namanya menyatakan tuntutan warga itu memang tidak salah akan tetapi perlu harus mempelajari dan meneliti lebih jauh terkait kuota baik jumlah proyek sesuai anggaran juga quota jumlah tenaga kerja yang harus diserap.
“Jangan sampai jumlah proyek terbatas sesuai anggaran tapi jumlah pekerja baik kontraktor pun tenaga kerja jauh lebih besar jumlahnya, dan semuanya mau kebagian, ya tidak mungkin lah”, ujarnya.
Dia menganalogikan dengan keinginan maju para Caleg. Di satu distrik misalnya jumlah pemilihnya hanya cukup satu kursi tapi calegnya bisa lebih dari 5 orang. Akibatnya semua mereka tidak mendapatkan kursi itu. Karenanya dia menghimbau agar ada kerjasama antar warga agar bisa saling mendukung dan bukannya masing-masing dengan niat dan keinginan sendiri-sendiri. (ben)