Menitzone.com, Jakarta ][ GEMPUR NET89 (Gerakan Maju Perjuangkan Uang Rakyat – Member Net89) besok siang, Kamis 15 Desember 2022, sekitar pukul 13.00 akan mendatangi Bareskrim, mengajukan Laporan Polisi atas kasus robot trading Net89. Ini adalah Laporan Polisi Gelombang Pertama, dan akan
disusul Laporan Polisi gelombang berikutnya dari GEMPUR NET89.
GEMPUR NET89 melaporkan pemilik dan direksi PT SMI (Simbiotik
Multitalenta Indonesia) Andreas Andreyanto dan Sammy Lauw, serta
orang-orang yang selama ini bertindak mewakili manajemen PT SMI
seperti Daniel Sukamto dan Mira Sukamto beserta sejumlah kroni dan
sindikatnya lainnya, atas perbuatan mereka yang membuat dana member
Net89 tersandera hingga tidak bisa cair hingga saat ini.
GEMPUR NET89 adalah wadah perjuangan sekitar 4000-an member Net89 (menjadi yang terbesar dari perkumpulan sejenis), dengan total dana yang tersandera bisa mendekati sekitar RP 3 trilyun (juga menjadi nilai kerugian
terbesar). Total dana yang tersandera ini sangat besar, dan dapat
menggerakkan ekonomi rakyat bila bisa kembali ke tangan member Net
89. Itulah sebabnya, perbuatan Andreas Andreyanto dan kroninya ini
merupakan bentuk pelanggaran kemanusiaan yang sangat berat.
Kali ini, mengiringi pengajuan Laporan Polisi, GEMPUR NET89 membawa
beberapa koper bukti-bukti transfer para member GEMPUR NET89 baik
kepada PT SMI maupun kepada para Exchanger / Sub exchanger yang
selama ini berperan menerima setoran deposit member, dan
menyalurkannya ke para broker. Sebuah bukti kesungguhan kerja GEMPUR
NET89.
Bukti transfer berkoper-koper ini juga menunjukkan besarnya tingkat
kerugian member GEMPUR NET89 sekaligus menggambarkan besarnya
penderitaan yang dialami mereka karena dananya belum bisa
dikembalikan hingga saat ini. Andreas Andreyanto berkali-kali mengingkari
janji pengembalian dana member lewat Program Withdraw All (Tarik dana
seluruhnya) yang dicanangkannya awal Februari 2022.
Program Withdraw All ini ternyata berjalan sangat seret selama hampir 9
bulan hingga hari ini. Perjalanan Program Withdraw All akhirnya berhenti
sama sekali mulai di bulan Agustus 2022, tidak ada lagi dana yang
menetes. Dari pengamatan, hanya 7% dari 200ribuan member Net89 yang
bisa menarik dananya, dan itupun dibatasi hanya maksimal senilai $500.
Andreas Andreyanto kemudian menyalahkan broker sebagai yang
bertanggung jawab. Lucunya, salah satu broker yaitu BLAfx, justru pernah
dimiliki Andreas Andreyanto saat robot Net89 masih trading. Jadi, sungguh
aneh bila dia berkelit dan menyalahkan broker yang nota bene dimiliki
oleh dirinya.
Menurut GEMPUR NET89, kasus Net89 ini adalah karena adanya itikad
tidak baik dari Andreas Andreyanto dan kroninya, karena menguasai dana
member Net89 dan menutup akses bagi para member Net89 untuk bisa
menarik dananya langsung dari broker. Perbuatan ini patut diganjar
hukuman yang setimpal karena menghilangkan harapan, kesejahteraan,
kemajuan pendidikan dan kesehatan para member Net89.
GEMPUR NET89 berjuang agar dana yang tersandera bisa kembali kepada
para member GEMPUR NET89. Kami fokus kepada penyelesaian Program
Withdraw All. Dengan melakukan Laporan Polisi, diharapkan Andreas
Andreyanto beserta kroninya, bisa menuntaskan kewajibannya dan
tanggung jawabnya untuk mengembalikan dana member Net89 seutuhnya dan secepat-cepatnya. Bila tidak ada itikad baik, kita berjuang agar
Andreas Andreyanto dan para kroninys dihukum seberat-beratnya. demikian ujarnya. (beny).