Menitzone, Cilacap ][ Sebuah momen yang sarat haru dan penghormatan terjadi pada Jumat, 14 November 2025, ketika Paguyuban Kepala Dusun (Kadus) se-Kecamatan Karangpucung berkumpul untuk kegiatan arisan rutin bulanan di kediaman Kadus Martini, Desa Cidadap.
Namun, agenda yang biasanya berlangsung sederhana kali ini berubah menjadi momen istimewa, pelepasan Sutomo, Kadus Jetak Desa Sindangbarang, yang purna tugas pada usia 60 tahun setelah puluhan tahun mengabdi.
Sebagai bentuk apresiasi yang tulus, Paguyuban Kadus yang beranggotakan 44 orang dari 14 desa memberikan Sutomo seekor kambing.
Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Paguyuban Kadus Kecamatan Karangpucung, Yogi Purnama, dan disambut penuh rasa haru oleh para kadus dari berbagai desa.
Dalam sambutannya, Yogi Purnama menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya penghargaan terhadap kadus profesi yang sering bekerja dalam senyap namun memikul tanggung jawab besar dalam kehidupan desa.
“Ini bukan soal besar kecilnya hadiah, ini soal martabat profesi. Kadus adalah garda paling depan pelayanan desa, namun saat purna tugas justru tak ada secuil pun apresiasi dari pusat.
Maka kami tunjukkan dengan cara kami sendiri, sederhana, tapi tulus, dan menampar bila perlu. Karena penghormatan itu mestinya datang dari negara, bukan sekadar dari sesama kadus,” ujar Yogi.
Ucapan tersebut disambut anggukan penuh makna. Di hadapan para perangkat dusun, Yogi menegaskan bahwa penghormatan bagi mereka yang mengabdi bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan moral yang seharusnya dijunjung pemerintah.
Ia juga menyampaikan kritik lantang kepada sebagian Kepala Desa yang dinilai kurang memberi perhatian kepada perangkat di tingkat bawah. “Ini juga sindiran keras bagi para Kepala Desa yang acuh pada bawahannya.
Jangan menuntut pelayanan terbaik bila melepas pejuang desa saja tidak mampu memberi penghormatan yang layak.” lanjut Yogi.
Pesan itu menjadi refleksi bagi banyak pihak yang hadir sebuah pengingat bahwa perangkat desa yang bekerja paling dekat dengan masyarakat justru sering menjadi yang paling terlupakan.
Setelah menerima tanda penghargaan tersebut, Sutomo menyampaikan sambutan singkat yang justru semakin menghangatkan suasana.
Dengan suara tenang, ia mengutarakan harapan besar bagi masa depan para kadus.”Ya semoga ke depan kadus bisa lebih diperhatikan.
Paguyuban itu penting untuk komunikasi bila ada warga kita yang berurusan dengan warga desa lain,” kata Sutomo penuh ketulusan.
Di balik kalimat sederhana itu tersimpan pengalaman panjangnya sebagai pelayan masyarakat.
Selama bertahun-tahun, ia menjadi jembatan warga dengan pemerintahan desa, mengurus berbagai persoalan sosial, keamanan, hingga pelayanan dasar.
Bagi rekan-rekannya, Sutomo adalah contoh ketegasan, kerendahan hati, dan dedikasi tanpa pamrih sifat-sifat yang kini menjadi warisan bagi para kadus yang masih aktif bertugas.
Acara pelepasan ini tidak hanya menjadi momen perpisahan, tetapi juga pernyataan bahwa Paguyuban Kadus memegang peran penting dalam menjaga solidaritas perangkat desa.
Banyak kadus menilai bahwa organisasi ini bukan sekadar wadah pertemuan, melainkan tempat saling menguatkan ketika berhadapan dengan persoalan-persoalan lintas desa.
Kehadiran paguyuban terbukti penting terutama ketika ada warga yang membutuhkan bantuan atau pendampingan di desa lain. Disinilah koordinasi berjalan, dan rasa persaudaraan antarperangkat desa terjalin.
Pemberian seekor kambing untuk Sutomo adalah simbol nyata bahwa solidaritas itu hidup dan dijaga, serta menjadi penanda bahwa pengabdian seorang kadus tidak akan hilang begitu saja setelah masa tugasnya berakhir.
Momen pelepasan Sutomo berdiri sebagai pengingat bahwa desa-desa maju bukan hanya karena program dan anggaran, tetapi karena orang-orang yang bekerja dengan hati.
Kadus, yang seringkali menjadi pihak pertama ketika warga membutuhkan pertolongan, pantas mendapat penghormatan layak di akhir masa tugasnya.
Paguyuban Kadus Kecamatan Karangpucung berharap tradisi apresiasi seperti ini dapat terus diwariskan ke generasi berikutnya.
Bukan untuk seremonial, tetapi sebagai bentuk pengakuan bahwa pelayanan kepada masyarakat adalah pekerjaan mulia yang mesti dihargai.(Agus Adi).
