Monday, December 16, 2024
HomeBERITADukung Swasembada Pangan, Wamen Diana Usul Manfaatkan Lahan Eks Likuifaksi Sulteng untuk...

Dukung Swasembada Pangan, Wamen Diana Usul Manfaatkan Lahan Eks Likuifaksi Sulteng untuk Pertanian

Menitzone, Sulawesi Tengah ][ Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah untuk meninjau sejumlah infrastruktur penanganan pasca bencana Palu dan mengevaluasi potensi pemanfaatan lahan eks likuifaksi, Rabu (11/12).

Wamen Diana mengatakan Kementerian PU berkomitmen mendorong pemanfaatan infrastruktur untuk mendukung swasembada pangan.

“Kami ada proyek pembangunan jalan di Jono Oge, di kiri-kanan jalan ada lahan bekas likuifaksi seluas 250 ha.

Lahan tersebut tidak termanfaatkan, saya usul mendukung swasembada pangan lahan tersebut bisa digunakan untuk pertanian,” kata Wamen Diana.

Wamen Diana menambahkan Kementerian PU akan menambahkan jaringan irigasi di lahan tersebut.

 

Kementrian Pertanian

“Saya minta ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III untuk menambahkan irigasi dengan memanfaatkan air dari sumur pantau likuifaksi yang dibangun di sini,” tambah Wamen Diana.

Di Jono Oge Kementerian PU melalui BWS Sulawesi III telah membangun lahan percontohan pertanian dengan metode efisiensi penggunaan air untuk memitigasi potensi likuifaksi berulang terjadi.

Lahan seluas 1.000 m2 ini telah dimanfaatkan untuk bawang merah batu yang ditanam perdana pada Juni 2024 dan hasil panen pertama seberat 150 kg.

Di lokasi ini BWS Sulawesi III juga merehabilitasi dan merekonstruksi sistem irigasi Gumbasa untuk mengembalikan fungsi irigasi di D.I Gumbasa Akibat bencana Palu pada 2018 silam.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya dengan nilai kontrak Rp192 miliar yang dikerjakan Desember 2022 hingga Juni 2024.

“Di sini ada 1.500 ha lahan potensial di luar dari D.I Gumbasa, dengan memanfaatkan air tanah di daerah yg berpotensi likuifaksi, disekitar jaringan irigasi Gumbasa tepatnya di Desa Jono Oge yang bisa digarap untuk mendukung swasembada pangan, bisa bawang merah batu atau padi tergantung kebutuhannya,” ungkap Wamen Diana.

 

Kementrian Pertanian

Kepala BWS Sulawesi III Dedi Yudha Lesmana mengatakan pemanfaatan lahan ini ditargetkan dilaksanakan pada 2025. “Tahun depan kita kerjakan dengan memanfaatkan air irigasi dan sebagian dari air sumur pantau likuifaksi,” ucap Dedi.

Salah satu petani di Jono Oge Suroso mengapresiasi proyek pemulihan irigasi ini. “Terima kasih Kementerian PU, dengan irigasi ini mudah-mudahan air bisa lebih baik lagi sehingga hasil panen lebih baik. Kami siap menanam bawang merah batu ataupun padi. Dalam kondisi normal lahan 1 ha bisa menghasilkan 6 ton bawang merah batu sementara padi bisa 8 ton” ungkapnya.

Kementrian PU Turut hadir mendampingi Wamen Diana Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Maulidya Indah Junica, Kasatgas Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Sungai dan Pantai Dwi Purwantoro, Direktur Pembangunan Jalan Wida Nurfaida, Direktur Air Minum Anang Muchlis, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Wahyu Kusumo Susanto, Kepala BPJN Sulawesi Tengah Dadi Muradi dan Kepala BPPW Sulawesi Tengah Baskoro Elmiawan. (*/ben)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments