Saturday, October 26, 2024
HomeINDUK OPINICAWAPRES GIBRAN RAKA

CAWAPRES GIBRAN RAKA

by: Zeng Wei Jian

Ada idea Men-cawapres-kan Gibran Rakabuming Raka. Politisi gaek terancam. Ngatain “anak ingusan”. Publik suka tapi ragu. Akibat pegang old-school concept: Maturity & Age correlation.

Psychological maturity is not determined by one’s age. Seperti yang diyakini politisi baby boomer kurang update. Apa lagi di arena politik praktis.

Kim Jong Un ambil posisi Supreme Leader Democratic People’s Republic of Korea di usia 28-30 tahun. Alexander The Great menggantikan Philip II sebagai King of Macedon & Hegemon of Hellenic League di usia 20 tahun. Lalu rilis Military campaign di wilayah Asia Barat & Mesir. Di usia 30 tahun, Alexander The Great menciptakan salah 1 empire terbesar yang meng-cover Yunani sampe India.

Usia hanya relevan di beberapa arena; issue of criminal responsibility of juvenile offenders, bikin SIM, KUA, beli beer & roko.

Indonesia perna punya Wakil Presiden Extrim di kategori usia i.e. Abah Wapres. Existensinya nyaris tak terdengar. Bahkan di acara seremonial pun sudah ga kuat. Bukan usia & gender tapi Kekuatan Massa & konsensus elite yang menentukan.

Gibran yang usia 35 tahun pastinya lebih gesit & mobile dibanding Abah Wapres.

“Maturity is having the courage to use one’s own intelligence,” kata Immanuel Kant.

Di banding Mayor Agus, terasa Gibran lebi mature. Sekali pun usia lebi muda & sama-sama anak presiden.

Di saat Mayor Agus nge-gym & shopping burberry, Gibran menggunakan kecerdasan & berani datang ke Lokasi Gerakan Rasis Tolak Pembangunan Gereja. Dia copot spanduk Kaum Radikal.

Anies Baswedan yang difitnah tolerans & pluralistic bahkan tidak bezoek Ade Armando pasca nyaris mati digebukin Golongan Anarkis Radikal. Dia lebi suka bezoek para demonstran sayap-kanan anti pemerintah yang dipukul mundur Brimob.

Keberanian Gibran tampak di polemik U-20 Israel yang ditolak Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster. Dia terus menyempurnakan venue & stadion.

“Maturity is achieved when a person accepts life as full of tension,” kata Rabbi Joshua Loth Liebman.

Pasca Pembatalan FIFA, President Jokowi ngumpul bareng 5 Ketua Partai Koalisi. Konsolidasi politik. Ga lama kemudian, Ganjar Pranowo manggil Walikota Gibran. Manuver Jokowi tuai reaksi. Gibran disandera secara politik.

Di situ, Gibran bisa menguasai emosi & perasaannya. Sekali pun tampak jelas di air muka-nya. Tapi dia tetap membungkuk di hadapan Gubernur Suka Film Porno.

Gibran tenang & berani menghadap provokator tua macam Amin Rais. Usia tua ngga membuatnya semakin wise.

Borrowed glory & pinjam nama besar orang tua ga selalu sukses. Semua tergantung diri pribadi. Mayor Agus bahkan Knock out di Ronde 1 Pilkada Jakarta.

“You cannot be a winner without maturity and consistency,” kata Pemain Sepak Bola Marco Alexandre Saraiva da Silva.

Kematangan & Konsistensi Gibran membuatnya menang di Pilkada Solo. Lagipula setiap figur political leader pasti punya tim. Dia ga kerja sendiri. Tim cerdas Gibran akan semakin kuat bila dia jadi Wakil Presiden.

THE END

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments