Monday, December 16, 2024
HomeBERITAAkal Bulus AMNT Dibalik Insiden Karamnya Kapal Eceonegrafi???

Akal Bulus AMNT Dibalik Insiden Karamnya Kapal Eceonegrafi???

MenitZone, Sumbawa ][ Sebuah sumber data masuk ke handphone saya. Sumber data itu menerangkan pencatatan laporan keuangan dan sumber sumber kekayaan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Setelah ditelisik, data itu persis yang kita olah dalam Penelitian dan Pengembangan (Litbang) media yang saya pimpin bertahun tahun lalu.

Perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai PT Sumber Gemilang Persada 35,58%, PT Medco Energi 23% dimana, Agus Proadjo Sasmito sebagai pemegang saham mayoritas (sebelum IPO). Ternyata AMNT membukukan laporan penjualan konsentrat bersih berupa emas dan tembaga dalam periode 31 Desember 2022 sampai 30 Juni 2023, USD 580,522 juta dari tahun sebelumnya, USD 1,386, 790.

Dari penjualan itu, AMNT mencatat Laba Operasional sebesar USD 222,254 juta. Dari tahun sebelumnya per 31 Desember 2022 sebesar USD 779,554 juta. Setelah laba operasional dipotong laba pajak dan lain-lain maka, keuntungan bersih berjalan yang diterima AMNT sebesar USD 122,416 juta per 30 Juni 2023.

Apa kaitan laba yang diterima AMNT dengan karamnya Kapal Eceonografi (monitoring/observasi bawah laut serta penggantian pipa tailing)???. Didalam pencatatan keuangan perusahaan Laba (keuntungan) operasional maksudnya, keuntungan penjualan kosentrat tembaga dan emas dihitung dikurangi atau dipotong beban operasional selama produksi berlangsung. Artinya, total laba operasional USD 222, 254 juta itu termasuk juga beban angkos produksi dan pemeliharaan penggantian pipa Tailing. Jumlahnya sangat besar.

Kapal penyuplai pemeliharaan dan pemasangan Pipa Tailing milik AMNT diketahui terdampar dan karam di pantai selatan Swiss Tongo, 5 Oktober lalu. Kapal berdasarkan laporan di lapangan mengangkut 16 Crew. Kapal bocor akibat tali jangkar putus hingga baling baling patah dan menyebabkan lambung kapal bocor hingga menumpahkan BBM di laut sekitar.

Proses evakuasi kapal ini berlangsung lama. Sampai kapan?. Lambung kapal yang bocor direstorasi lagi alias tambal. Belum lagi menetralisir BBM yang tercemar. Baik oli dan solar yang berhamburan di pantai. Butuh waktu lama. Sementara, kapal itu sangat dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan pipa Tailing sekaligus mengganti. Beban operasional yang ditanggung untuk kegiatan ini sangat lah besar.

Sesuai dengan kewajiban AMDAL, UKL dan UPL perusahaan. Pemeliharaan pipa Tailing harus segera dilakukan. Begitu juga penggantian. Pemeliharaan menurut data Litbang dilakukan setiap enam bulan dan pada periode tertentu pipa Tailing diganti dan dipasang ulang.

Nah, selama insiden ini terjadi, AMNT tidak akan mengeluarkan biaya apapun untuk pemeliharaan dan penggantian. Sementara produksi terus berlangsung. Jika laba operasional tetap dikeluarkan, sementara kegiatan penggantian dan pemeliharaan pipa Tailing tidak dilakukan, maka uangnya kemana???.

Aneh memang ketika kapal observasi, penyuplai pemeliharaan dan penggantian Pipa Tailing rusak, kena insiden dan jangkar gampang putus lambung pecah, padahal cuaca normal.???. Artinya, standar kelaikan kapal tidak dicek total?. Ditambah barang barang Crew hilang diatas kapal. Wajar jika, ada dugaan insiden ini direkayasa demi menghemat laba operasional yang tersedot dalam pemeliharaan dan penggantian Pipa Tailing ini??.

Kita lagi lagi curiga, akal bulus pemilik modal Taipan merekayasa insiden ini untuk menekan biaya operasional dan memperoleh keuntungan besar, namun mengorbankan keselamatan lingkungan dan mempermalukan penegakkan aturan di negara ini?.

Sumber : Aktifis Medsos dan Tambang, Andy Saputra.

Editor : Junaidi Messa

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments