MenitZone, Morotai ][ Sebagaimana yang diketahui Pada 15 Januari 1942, masa Perang Dunia Ke 2, sejumlah negara membentuk aliansi ABDA untuk menumbangkan kekuasaan Jepang di kawasan Asia Pasifik. Mereka yang bergabung terdiri dari Amerika (berkepentingan atas wilayah Asia-Pasifik, termasuk Flipina), Belanda dan Australia (berkepentingan atas wilayah Hindia Belanda), serta Inggris (berkepentingan atas wilayah Asia Daratan, termasuk Singapura).
Keempat negara itu pun menyusun strategi untuk mengusir pasukan Jepang. Tujuan pertama dari persekutuan ini yaitu merebut kembali Filipina. Untuk itulah, sejak awal September 1944, Amerika telah menyusun rencana pendaratan di Morotai sebagai lokasi yang paling dekat dengan Filipina.
Pulau Morotai yang terletak di Kepulauan Halmahera, Maluku. Luas pulau ini berkisar 2.330,60 km2, panjang garis pantainya 311.217 kilometer. Sebanyak 33 pulau kecil mengelilingi Morotai, 26 di antaranya tak berpenghuni.
Saat itu juga pihak sekutu telah menyatakan bahwa Morotai aman, tapi tentara Jepang yang tersisa masih tetap bersembunyi di daerah perbukitan. Keberadaan mereka akhirnya terendus. Lalu, sekutupun melaksanakan operasi terakhir dan berhasil menemukan markas mereka pada 01 Januari 1945.
Korban jiwa pada saat itu bertambah banyak. Tak kurang dari 46 pihak sekutu tewas dan 104 orang luka-luka, sedangkan Jepang harus kehilangan 870 personel dan 10 lainnya menjadi tawanan sekutu. Pertempuran ini berakhir pada 14 Januari 1945.
Setelah mengadakan koordinasi dengan Kementrian Pertahanan Indonesia, untuk itu kedatangan rombongan Kemhan RI dan Dephan AS pada hari ini Selasa 08 Agustus 2023 di Pulau Morotai dalam rangka repatriasi kerangka jenazah pasukan AS Perang Dunia II.
Adapun rombongan yang berkunjung diantaranya, Analis Kebijakan Madya Setditjen Strahan Kemhan (Letkol Pom Mohammad Achyar), Kabiddissaji Pusjarah Mabes TNI (Letkol Laut Najib), Staf Pusjarah TNI ( Mayor Arh Bambang), Bilateral Affairs Officer, U.S. Embassy (Major Bryce Yamamoto), DPAA ( Mr. Poul Eric Graversen ), DPAA ( Capt. Patrick James Anderson ), Local staff U.S. ODC (Ms. Tika Pandanwangi).
Kedatangan rombongan tersebut disambut hangat oleh Dandim 1514/Morotai (Letkol Arh Masykur Akmal, S. T., M.T), PSK Subsiriksa Penyidik (Letda PM Eko Budi), Danunit Intel Kodim 1514/Morotai (Letda Inf Mustafa Patty) dan Kabag Protokoler (Bapak Hi. Abdul Karim).
Selama rombongan berada di Pulau Morotai langsung di dampingi oleh Dandim 1514/Morotai (Letkol Arh Masykur Akmal, S. T., M.T), (Letda Inf Mustafa Patty) dan Kabag Protokoler (Bapak Hi. Abdul Karim) dan mengunjungi beberapa tempat diantaranya : Kantor Bupati Pulau Morotai, RSUD Ir Soekarno guna melaksanakan pengecekan laboratorium untuk mengidentifikasi tulang belulang Tentara AS, Patung Nakamura yang berada di Desa Dehegila, Museum Perang Dunia II, Desa Daruba Pantai untuk meninjau makam Tentara AS dan Museum Swadaya milik Bapak Muchlis Esso dilanjutkan Peninjauan peninggalan sejarah perang dunia II.
Penyampaian dari DPAA (Mr. Poul Eric Graversen) yang intinya bahwa Defense POW/MIA Accounting Agency (DPAA) adalah lembaga pencari tahanan perang/tentara yang hilang dalam tugas Operasi Global untuk mencari menemukan mengidentifikasi tentara Amerika yang belum ditemukan sejak Perang Dunia II hingga Operasi Pembebasan Irak. Staf kami DPAA memiliki 600 staf sipil dan personil militer dengan beragam latar belakang dan spesialisasi. Tim kami terdiri dari : Arkeolog Ahli Arsip Antropolog, Pakar Komunikasi, Operator Lapangan, Sejarawan Ahli Bahasa, Ahli Logistik, Pakar Barang Bukti, Spesialis Odontologi, Pakar Kebijakan, Ahli Analisis Penelitian, Personil Pendukung Ahli Strategi dan Perencana.
Adapun permintaan Dandim 1514/Morotai (Letkol Masykur Akmal ST,. SM) saat melaksanakan Audiens dengan para rombongan meminta agar tujuan dari Tim DPAA kami mohon agar diperjelas supaya pihak Kodim 1514/Morotai bisa memahami maksud dan tujuan dari Tim sehingga kami bisa membantu dan bekerja sama dengan pihak DPAA U.S Army untuk menjalankan misi atau tujuan dari tim, mengingat baru beberapa hari saya tiba di Morotai dan menjabat sebagai Dandim Baru, tutur Dandim.
Morotai memiliki begitu banyak sejarah yang luar biasa mulai dari destinasi wisata sampai dengan sejarah perang dunia ke II sehingga ini patut saya apresiasi dengan kedatangan dari Tim DPAA atau U.S Army, lanjutnya.
Penyampaian Birateral Affairs Officer,U.S Embassy (Mayor Bryce Yamamato) menjelaskan bahwa visi-misi dan nilai-nilai kami bukan hanya ke Morotai tapi dibeberapa negara yang sudah kita kunjungi tentang adanya peninggalan – peninggalan beberapa tentara kami untuk memberikan kepastian tentang kondisi tentara yang hilang dalam tugas dari beberapa puluh tahun lalu untuk dikembalikan kepada keluarga mereka dan kepada negara, ucapnya.
Satuan kerja kelas dunia yang memenuhi kewajiban bangsa dengan memaksimalkan jumlah tentara yang harus dipertanggungjawabkan, serta memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada para keluarga mereka untuk dimakamkan dengan layak sebagai mana seperti tentara yang lain sebagai tanda menghargai dan menghormati jasa mereka. Tujuan kami juga mengembangkan kasus yang kita dapatkan seperti barang bukti, susunan bukti, arkeologi, odontologis, antropologis dan DNA karena pengembangan setiap kasus melibatkan beragam barang bukti yang harus disusun agar DPAA dapat merangkai cerita tentang – tentara atau sekelompok tentara yang hilang dan jika memungkinkan melakukan identifikasi, jawabnya.
PJ Bupati Pulau Morotai (Bpk. Muhamad Umar Ali) juga menyampaikan beberapa hal bahwa kami pemerintah daerah sangat berharap kepada pihak atau tim DPAA untuk membantu membuatkan Monumen Molokay karena patung Nakamura sudah ada sehingga menjadi bukti kerja sama pemerintah daerah dengan pihak DPAA/Army sehingga menjadi kenangan bagi pemerintah daerah dan tim DPAA/Army, pungkasnya.
Pemerintah Daerah juga berharap agar kerja sama ini bukan hanya tentang bekas-bekas tulang belulang Tentara Amerika yang sudah gugur di era perang dunia ke II tetapi kami juga mau agar tim DPAA/Army ini bisa membantu kami pemerintah daerah agar membuat semacam latihan-latihan kecil yang melibatkan ± 20 atau 30 orang dibidang pendidikan sehingga SDM Morotai bisa berkembang dan diakui Dunia dan itu bukan hanya di sejarah perang dunia ke II, pintanya.
Kegiatan Repatriasi Kerangka Jenazah Pasukan AS Perang Dunia II yang dilaksanakan bertujuan untuk mencari tahu keberadaan Tentara AS untuk diidentifikasikan dan diambil kemudian dikembalikan kepada keluarga yang ada di negara AS. (oge).